1. Penipuan Online Shop Palsu
Belanja online memang praktis, tapi inilah salah satu celah yang sering dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab. Mereka membuat toko online dengan foto produk menarik dan harga miring. Setelah pembayaran dilakukan, barang tak pernah dikirim.
Ciri-ciri:
Harga terlalu murah dibanding pasaran.
Tidak ada alamat jelas atau nomor kontak yang bisa diverifikasi.
Menggunakan rekening pribadi, bukan rekening resmi perusahaan.
2. Phishing Lewat Pesan SMS/Email/Whatsapp atau Telepon Acak
Modus ini mengelabui korban dengan mengirimkan link palsu yang menyerupai situs resmi bank, e-commerce, layanan publik, Grup Whatsapp, Grup Telegram. Begitu korban memasukkan data pribadi atau OTP, pelaku langsung mengakses, memandu dan menguras rekening.
Ciri-ciri:
Link terlihat mirip, tapi ada perbedaan kecil pada huruf atau domain.
Pesan mendesak untuk segera login atau mengisi data.
3. Undian dan Hadiah Fiktif
Korban mendapat pesan bahwa mereka memenangkan hadiah besar, seperti mobil, motor, atau uang tunai. Untuk "mengklaim" hadiah, korban diminta membayar biaya administrasi. Setelah uang dikirim, hadiah tak pernah datang.
Ciri-ciri:
Mengaku dari perusahaan besar atau instansi pemerintah.
Meminta biaya sebelum hadiah dikirim.
4. Penipuan Pinjaman Online Ilegal
Banyak masyarakat terjebak pinjaman online ilegal yang menawarkan proses cepat tanpa survei. Awalnya cair mudah, tapi bunganya mencekik, disertai ancaman dan teror jika terlambat membayar.
Ciri-ciri:
Tidak terdaftar di OJK.
Syarat terlalu mudah dan proses sangat cepat.
5. Modus "Salah Transfer"
Pelaku mengirim uang ke rekening korban (biasanya dari hasil kejahatan), lalu mengaku salah transfer dan meminta korban mengembalikan uang. Jika korban mengembalikan, ia bisa terjerat kasus pencucian uang.
Ciri-ciri:
Tiba-tiba ada uang masuk tanpa alasan jelas.
Ada tekanan untuk segera mengembalikan.
6. Penipuan Lowongan Kerja
Lowongan kerja palsu sering menyasar pencari kerja dengan iming-iming gaji besar. Korban diminta membayar biaya administrasi atau pelatihan sebelum mulai bekerja. Setelah membayar, lowongan menghilang.
Ciri-ciri:
Gaji terlalu besar untuk posisi yang ditawarkan.
Meminta uang di awal.
7. Penipuan Berkedok Amal
Pelaku berpura-pura menggalang dana untuk korban bencana atau orang sakit. Setelah uang terkumpul, dana digunakan untuk kepentingan pribadi.
Ciri khas: tidak ada laporan penggunaan dana yang jelas, rekening pribadi.
8. Jasa Titip Palsu
Mengaku sebagai penyedia jasa titip barang impor, tapi setelah uang dibayar, barang tidak pernah sampai.
Ciri khas: menawarkan diskon besar dan terburu-buru menutup pemesanan.
9. Penipuan Rental atau Sewa Properti
Iklan properti atau kendaraan dengan harga sewa murah. Korban diminta DP dulu, lalu pelaku menghilang.
Ciri khas: harga sewa jauh di bawah pasaran, tidak mau bertemu langsung.
10. Jasa Titip Palsu
Mengaku sebagai penyedia jasa titip barang impor, tapi setelah uang dibayar, barang tidak pernah sampai.
Ciri khas: menawarkan diskon besar dan terburu-buru menutup pemesanan.
Tips Menghindari Penipuan
Periksa kebenaran informasi sebelum bertindak.
Jangan pernah memberikan data pribadi seperti PIN, OTP, atau password kepada siapa pun.
Gunakan rekening dan aplikasi resmi saat bertransaksi.
Cek legalitas perusahaan di situs resmi pemerintah atau OJK.
Laporkan setiap dugaan penipuan ke pihak berwenang seperti kepolisian atau melalui lapor.go.id.
Penipuan akan selalu mencari celah di mana ada kelengahan. Dengan mengenali berbagai modus yang ada, kita bisa melindungi diri dan orang-orang terdekat. Ingat, jika tawaran terdengar terlalu indah untuk menjadi kenyataan, besar kemungkinan itu adalah jebakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar